Guru Profesional

Friday, November 13, 2009

GURU PROFESIONAL DAN PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG KONDUSIF

Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar menarik, aman, nyaman dan kondusif di kelas, keberadaannya ditengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kelakukan dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Iklim yang tidak kondusif akan berdampak negatif terhadap proses pembelajaran dan sulitnya tercapai tujuan pembelajaran, siswa akan merasa gelisah, resah, bosan dan jenuh. Sebaliknya iklim
belajar yang kondusif dan menarik dapat dengan mudah tercapainya tujuan pembelajaran, dan proses pembelajaran yang dilakukan menyenangkan bagi peserta didik.

Mengembangkan Layanan Belajar
Lingkungan yang kondusif menurut Mulyasa dapat dikembangkan melalui berbagai layanan sebagai berikut :
1. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yan gcepat dalam melakukan tugas pembelajaran.
2. Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi rendah.
3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik dan nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.
4. Menciptakan kerjasama saling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.
5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanan belajar dan pembelajaran.
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai sumber belajar.
7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri sendiri (self evaluation)

Dengan pelayanan diatas tersebut diharapkan mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif, menarik, nyaman, aman dan tenang serta menyenangkan sehingga pembelajaran yang dilakukan menimbulkan gairah, semangat, dan nafsu belajar peserta didik

Berikut ini ada beberapa layanan yang digunakan untuk merangsang peserta didik belajar dalam iklim yang kondusif, peserta didik dikondisikan mengajukan pertanyaan dalam proses pembelajaran terhadap sesame mereka dalam kelompok atau individu, pertanyaan-pertanyaan itu tidak boleh diluar kontak materi pokok pelajaran pelajaran saat itu yaitu :
1. Saling Lempar Pertanyaan
2. Mencari Jawaban
3. Pertanyaan Maraton
4. Pertanyaan yang Ditempelkan
5. Bola Pertanyaan
6. Tumpukan Kartu (Pertanyaan) di atas Meja
7. Pertanyaan Musikal
8. Lingkaran Pertanyaan Kentang Panas
9. Tukar Menukar Pertanyaan Antar Team
10. Lemparan Pertanyaan
11. Tanyailah Sobatmu
12. Edarkan Topi

Tanggung Jawab Guru dalam Memfasilitasi Pembelajarannya
Tanggung jawab seorang guru di tangannya harus tercipta manusia-manusia yang berbudi luhur, berperilaku baik, berprestasi, berkualitas, dan berakhlak mulia sehingga untuk itu guru harus memiliki seperangkat kapabilitas sebagai berikut :
Guru harus memiliki tanggung jawab sempurna dan mengerti pekerjaannya dengan jelas
Guru harus seorang yang memiliki kualifikasi da kapabilitas untuk mengerjakan tugas pembelajaran
Guru harus memiliki kewenangan yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaanya dalam pembelajaran.

Keberhasilan seorang guru di dalam kelas bukan hanya sekedar tercapainya suatu tujuan belajar, akan tetapi keberhasilan guru juga ditentukan sejauhmana mereka mengembangkan kecapakan siswanya.

Beberapa Prinsip yang Perlu Mendapatkan Perhatian dalam Pembelajaran
1. Persiapan Pra-Belajar
2. Dorongan (Motivasi)
3. Perbedaan Perorangan
4. Kondisi Pembelajaran
5. Partisipasi Aktif
6. Prestasi yang Berhasil
7. Praktik
8. Mengetahui Hasilnya
9. Kecepatan Menyajikan Materi
10. Sikap Guru

Jenis-Jenis Perbedaan Individual
1. Kecerdasan
2. Bakat (aptitude)
3. Keadaan Jasmani (Physical Fitness)
4. Penyesuaian Sosial dan Emosional
5. Keadaan Keluarga (Home Background)
6. Prestasi Belajar (Academic Achievement)

Pelayanan terhadap Perbedaan Individual
1. Akselerasi, yaitu pelayanan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk pembelajaran berupa kenaikan kelas satu atau dua tingkat sekaligus.
2. Program Tambahan, yaitu memberi tugas-tugas tambahan pada setiap tingkatan kelas.
3. Kelas Remedial untuk anak-anak yang lamban (kurang cerdas).
4. Penyelenggaraan kelas khusus bagi siswa yang cerdas.
5. Pengelompokan siswa berdasarkan kompetensi menjadi kelompok kurang, kelompok sedang dan kelompok pintar.
6. Pembentukan kelompok informal oleh siswa sendiri berdasarkan minat, kemampuan, kapasitas, kebutuhan dan kematangannya.
7. Memberikan pelajaran pilihan, deferensiasi tugas, sistem tutorial dan sebagainya.

GURU PROFESIONAL, IMPLEMENTASI KTSP DAN KONSEP BELAJAR TUNTAS

Belajar tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur, bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran pada siswa kelompok besar (pengajaran klasikal), membantu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada siswa, dan dipergunakan untuk menciptakan kecepatan belajar. Belajar tuntas diharapkan mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang melekat pada pembelajaran klasikal.
Belajar tuntas dilandasi oleh dua asumsi yaitu :
1. Adanya korelasi antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan potensial (bakat).
2. Apabila pembelajaran dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur, maka semua peserta didik akan mampu menguasai bahan yang disajikan kepadanya.

Prinsip Belajar Tuntas
Belajar tuntas bertujuan untuk menciptakan peserta didik memiliki kemampuan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengecilkan perbedaan antara anak cerdas dengan anak yang tidak cerdas. Belajar tuntas juga mampu menciptakan anak didik dapat mencapai tujuan pembelajaran, sehingga di dalam kelas tidak terjadi anak cerdas akan mencapai semua tujuan pembelajaran sedangkan anak didik yang kurang cerdas mencapai sebagian tujuan pembelajaran atau tidak mencapai sama sekali tujuan pembelajaran.

Strategi Belajar Tuntas
Belajar tuntas dilakukan dalam kondisi yang tepat dengan semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Untuk itu Winkel menyarankan sebagai berikut :
1. Tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai ditetapkan secara tegas.
2. Siswa dituntut untuk mampu mencapai tujuan pembelajaran terlebih dahulu sebelum mempelajari materi yang selanjutnya dan seterusnya.
3. Memonitoring proses belajar siswa melalui testing berkala dan kontinyu serta memberikan umpan balik kepada siswa mengenai keberhasilan atau kegagalannya pada saat itu juga (testing formatif).
4. Memberi bantuan atau pertolongan kepada siswa yang masih mengalami kesulitan pada saat-saat yang tepat yaitu sesudah penyelenggaraan testing formatif dan dengan cara yang efektif untuk siswa bersangkutan.

Pola dan Prosedur Belajar Tuntas
1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik yang bersifat umum maupaun yang khusus.
2. Menjabarkan materi pelajaran atas sejumlah unit pelajaran yang dirangkaikan .
3. Memberi pelajaran secara klasikal, sesuai dengan unit pelajaran yang sedang dipelajari.
4. Memberikan tes kepada siswa pada akhir masing-masing inti pelajaran untuk mengecek kemampuan masing-masing siswa.
5. Bagi siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan diberi bantuan dari seorang teman yang bertindak sebagai tutor.
6. Guru mulai mengajarkan unit pelajaran yg selanjutnya setelah semua siswa atau hampir seluruhnya telah menguasai pelajaran yang diberikan.
7. Unit pelajaran yang menyusul itu juga diajarkan secara berkelompok dan diakhiri dengan memberikan tes formatif bagi inti pelajaran bersangkutan.
8. Setelah seluruh rangkaian unit pelajaran selesai, siswa mengerjakan tes yang mencakup seluruh rangkaian unit pelajaran.

1 comments:

athaa November 27, 2009 at 10:57 AM  

bagus kembangkan terus. sukses selalu.

Post a Comment

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP